23 tahun yang lalu seorang bayi putih nan jelita dilahirkan kedunia ini,
kedatangannya disambut dengan penuh suka cita, seorang bayi perempuan yang amat
dinanti oleh sebuah keluarga kecil. Aku di lahirkan dengan penuh perjuangan, terlebih
pada saat ibu merasa mulas-mulas ayah sedang tidak ada dirumah, ayah sedang
sibuk di masjid mengurusi hewan-hewan Kurban. Ya aku ini lahir bertepatan
dengan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1410H atau 13 Juli 1989M. Pada saat
itu hanya ada ibu dan kakak laki-laki ku, tanpa berfikir panjang ibu pun
meminta bantuan tetangga untuk memanggilkan ayah agar segera pulang. Teringat
jelas dalam ingatan ibu, pada saat itu baju ayah penuh dengan darah kambing dan
hewan sembelihan, bahkan noda darah ditangannya pun masih terlihat basah,
mungkin karena panik ketika dipanggil ayah pun langsung pulang kerumah tanpa
sempat bersih-bersih dulu. Dan pada saat kondisi itu pun ayah membawa ibu dan
kakak ku ke Rumah Sakit, tapi entah apa yang terjadi akhirnya ibu pun dibawa
pergi kembali, mungkin karena pada saat itu hari Raya besar jadi dokter-dokter
di RS pun pada libur. Lalu pada akhirnya ibu dibawa ke bidan terdekat, tapi
perjuangan ibu tidak berakhir sampai disitu, kata bidan ada sedikit masalah
pada bayinya jadi tidak bisa dilahirkan secara normal, jadi mau tidak mau keinginan
ibu untuk melahirkan aku secara normal pun kandas, ibu dan ayah pun mengambil
keputusan untuk mengeluarkan ku secara Operasi Sesar. Dengan sedikit
aroma-aroma kambing ibu pun masuk kedalam ruang operasi sedangkan ayah dan
kakak ku berjaga diluar. Ayah ingin sekali menemani ibu disamping nya tapi
kasian kakak ku tidak bisa ditinggal karena saat itu pun kakak baru berumur 3
tahun.
Selang beberapa jam, alhamdulillah rona kekhawatiran yang ayah tampakkan
sebelumnya kini telah berubah menjadi rona bahagia, “Subhanallah, betapa
cantiknya bayi perempuanku”, pada saat itu ayah pun langsung mengadzani ku.
Karena aku lahir kedunia ini tepat pada hari raya Idul Adha, nenek ku pun
ikut andil dalam pemberian namaku karena aku adalah cucu ketiganya yang lahir,
nenek memberi ku nama Zulfah karna tepat pada bulan Dzulhijjah. Kata ayah zulfah itu gabungan dari dua kata
Dzulhijjah dan Ulfah, Ulfah dalam bahasa arab artinya Lembut. Dan pada akhirnya
terciptalah sebuah nama yang cukup panjang namun sangaaaaat bermakna dan
memiliki arti yang indah. SITI ZULFAH ULHAQ NAHARANY artinya Wanita Lemah
lembut yang Berkorban demi Kebenaran. Subhanallah begitu indahnya namaku.
Tapi dilahirkan di saat Idul Adha juga punya efek yang dahsyat untuk aku
pribadi, entah ini ada tali merahnya atau tidak tapi aku jadi paling gak suka
sama yang namanya daging kambing, setiap kali idul adha pasti aku yang merasa
paling merana karena satu rumah aromanya berubah jadi kandang kambing udah gitu
ibu pun masaknya serba kambing, jadilah beberapa hari selama stok daging
kambing masih ada aku berubah jadi “nelor” karena apa lagi yg bisa aku makan
selai telor, beruntunglah pada saat itu masih banyak ayam yg bertelur.. :p
Entah kenapa aku amat anti pati sama kambing, mungkin karena aromanya yg ga
enak terlebih dagingnya juga bikin eneg. Atau ini emang efek gara2 ayah yg
bajunya berlumur darah dan aroama kambing pada saat ibu ingin melahirkan aku.
Hmmmm...bisa jadi.. :D :p
Dilahirkan kedunia ini aku merasa sangat beruntung, aku beruntung karena
memiliki kedua orang tua yang amat sangat menyayangiku, mereka adalah orangtua
terhebat yang aku miliki. Memiliki satu orang kaka dan adik laki-laki membuat
aku menjadi tambah istimewa dan beruntung karena aku adalah anak perempuan
satu-satunya dalam keluargaku, perhatian lebih dari orangtua ku pun aku
rasakan. Tapi perhatian itu bukanlah perhatian dalam memanjakan diriku, ibu dan
ayah selalu adil dalam memperlakukan anak-anaknya, tidak ada yang merasa di
nomor satukan ataupun diasingkan
Sekarang usia ku sudah 23 tahun, bukan lagi dibilang anak-anak, ABG ataupun
remaja. 23 itu usia yang sudah cukup dewasa, dewasa dalam bertindak dan juga
berpola pikir. Alhamdulillah diusiaku saat ini aku sudah dapat menyelesaikan S1
ku tepat pada waktunya bahkan aku mendapatkan gelar sarjanaku pada saat usiaku
21 tahun. Sudah 2 tahun dari masa prosesi pemindah talian toga, seharusnya aku sudah
punya mata pencaharianku sendiri, sudah bukan saatnya lagi untuk aku
terus-terusan membebani kedua orangtuaku. Sudah menjadi kewajibanku saat ini
untuk bisa sedikit demi sedikit membalas jerit payah mereka untuk ku, walaupun
aku tau apa yg sudah mereka lalukan selama ini tidak akan pernah bisa aku balas
penuh.
Aku jadi teringat perkataan Bapak ku Pak Syafi’ie Antonio, dalam suatu pengajiaan
bulanan dikampus pada saat sesi pertanyaan ada seorang ibu yang mengucapkan
selamat milad kepada pak Syafiie. Lalu pada saat itu pa Syafiie pun berkata,
Umur kita itu ada dua jenis :
1. umur Biologis / KTP dan 2. umur Ilmu,
Kontribusi, dan Karya.
Alhamdulillah pada saat itu beliau sudah meranjak usia 50 tahun (kalau
tidak salah), akan tetapi beliau jauh lebih bersyukur jika umur Ilmu,
Kontribusi dan Karya nya itu bisa lebih dari 50 tahun, karena bagi beliau
apalah artinya umur yang bertambah tua akan tetapi jika Ilmu, kontribusi dan
karya yg kita berikan tidak bertambah dan bertambah.
Saat ini umurku 23 tahun, tapi sudah berapa tahunkah umur Ilmu, kontribusi
dan Karyaku???? Aku ingin selalu merasa kalau aku masih berumur 17 tahun tapi
amal kebaikan ku telah lebih dari 23, 40, 50, atau bahkan 70 tahun.
Betapa bahagia dan beruntungnya jika aku bisa menjalani hidup ku jauuuuuh lebih
bermanfaat, karna kita hidup didunia ini tidak abadi dan tidak ada yang lebih
berharga dan kekal dari Ilmu dan amal yang kita miliki.
Karena sejatinya hidup bukanlah bilangan waktu yang berulang, melainkan
hidup adalah bilangan amal kebaikan yang terus diulang. Berulangnya waktu
bukanlah urusan manusia. Tetapi itu adalah urusan Allah SWT. Orang yang baik
tidak peduli dengan berulangnya waktu, namun seharusnya lebih peduli dengan
amalnya seiring dengan berulangnya waktu.
Orang seperti ini, berarti telah selesai dengan dirinya jika ditanya soal
berapa umurnya hari ini. Karena yang mengusiknya bukan telah berapa tuanya ia
saat ini, melainkan sudah berapa amal kebaikan yg ia kerjakan dengan waktu yg
semakin tua selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar